Selasa, 25 September 2012

Memasak Batu

Sebagai seorang Amirul Mukminin, Umar bin
   Khattab memiliki kebiasaan berkeliling. ia
melihat kondisi rakyatnya secara langsung. Suatu
ketika, beliau sampai di dusun terpencil. Sayup-
sayup Umar mendear suara tangisan anak. Umar
segera mencari asal suara tangisan tersebut. Suara
itu berasal dari dalam gubuk sederhana. Gubuk itu
terbuat dari bambu yang berlubang di sana sini.
       Dari luar gubuk, Umar melihat seorang ibu
sedang berdiri depan tungku. Tangannya tampak
mengaduk-aduk isi panci. sementara di sebelahnya
tampak anak kecil yang sedang menangis.Sambil
mengaduk isi panci, si ibu berkata pada anaknya,
"Diamlah nak, sebentar lagi masak. kamu tidur
dulu saja, ya. Nanti kalau sudah masak, ibu kasih
tahu."Mendengar perkataan ibunya, tangis anak
itu mereda, dan ia tertidur. Namun, sebentar
Kemudian ia terbangun dan menangis lagi. si ibu
menenangkanya sambil mengaduk-aduk isi panci.
Kejadian ganjil tersebut terjadi berulang-ulang.
         Umar pun mengetuk pintu gubuk itu. kemudian,
si ibu membuka pintu. ia tampak terkejut Karena
pada tengah malam ada tamu datang ke gubuknya.
Lalu, ia bertanya,"Maaf Tuan, ada maksud apa Tuan
datang ke gubuk saya?"
       "Kebetulan saya lewat sini dan mendear
tangisan anak ibu. Saya juga melihat ibu memasak.
Tapi, Kenapa lama sekali dan tak juga matang?"
tanya Umar.
"Anak saya kelaparan. tapi saya tidak memiliki
makanan sedikit pun. Saya pun menghiburnya
dengan memasak Batu agar ia mengira saya sedang
memasak makanan,"Kata si ibu.
        Mendengar kata-kata si ibu tersebut, Umar
menangis. ia pun segera pamit  dan kembali ke
rumahnya. ia mengambil sekarung gandum dan
malam itu juga ia memberikannya pada si abu anak
tadi.

Apakah kalian pernah nasip seperti ini ???...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar